Jakarta, CNBC Indonesia – Kebijakan Amerika Serikat memaksa produsen semikonduktor mencari lokasi alternatif untuk merakit chip rancangan mereka. Relokasi ini menguntungkan dua negara tetangga China, yaitu India dan Vietnam.
Selama ini, perusahaan produsen chip memilih China karena keunggulan kompetitif negara tersebut dalam perakitan semikonduktor. Namun risiko geopolitik, kenaikan upah, dan gangguan rantai pasok akibat Covid-19 membuat mereka mencari lokasi lain.
Dorongan untuk membangun pabrik di negara lain makin kuat karena pabrik yang mereka bangun tidak bisa dengan mudah dipindahkan. Alasannya, depresiasi peralatan perakit chip adalah biaya paling tinggi dalam industri semikonduktor.
Karena itu, produsen chip mencari lokasi yang berdekatan dengan China dan dinilai netral dalam konflik negara tersebut dengan Amerika Serikat.
Jan Nicholas dari Deloitte menilai Asia Tenggara adalah lokasi yang paling pas bagi produsen chip yang mencari pabrik alternatif.
“Saat mereka mengambil keputusan investasi yang sangat besar, yang pabriknya berusia sangat panjang. Mereka cenderung mencoba sejauh mungkin dari situasi berisiko. Makin banyak ketidakpastian, makin cepat perusahaan tersebut kabur ke tempat yang lebih pasti,” kata Nicholas dikutip dari CNBC International, Selasa (13/12/2022).
Asia Tenggara lebih atraktif karena negara industri yang lebih maju seperti Korea Selatan dan Taiwan dinilai tidak netral dalam konflik antara China dan Amerika Serikat.
“Negara seperti Vietnam, India, dan Singapura memosisikan diri mereka sebaga jalan ketiga, jembatan netral antara dua raksasa,” kata Sarah Kreps dari Cornell University.
Vietnam
Vietnam muncul sebagai lokasi produksi alternatif karena negara tersebut telah menginvestasikan miliaran dolar untuk pusat riset dan pengembangan.
Samsung dikabarkan berkomitment berinvestasi US$ 3,3 miliar di Vietnam dengan rencana mulai memproduksi komponen chip pada Juli 2023.
“Negara-negara yang memiliki fasilitas perakitan di China, seperti Samsung, bisa menanamkan modal di lokasi alternatif tanpa menimbulkan permasalahan politis,” kata Kreps.
2. India
India juga muncul sebagai lokasi produksi chip karena kekuatan sumber daya manusia di bidang mikroprosesor, subsistem memori, dan desain chip analog.
Tenaga kerja ahli di India melimpah dengan tingkat upah yang lebih rendah. Namun, kemampuan manufaktur India masih kurang menarik.
“Meskipun India telah mencoba membangun unit fabrikasi di masa lalu, berbagai masalah masih menjadi tantangan, termasuk modal awal yang sangat besar untuk membuka pabrik.”
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Ada ‘Kiamat Chip’, Produsen Untung Rp 100 T
(dem)