Jakarta, Gadgetcache – Era bongkar pasang baterai smartphone bakal kembali lagi. Hal ini terjadi setelah Uni Eropa menyepakati seperangkat aturan baru untuk membuat baterai lebih tahan lama dan bisa digunakan kembali.
Dalam aturan tersebut baterai diharuskan lebih mudah dilepas dan diganti. Produsen smartphone bisa mengembalikan baterai yang bisa dilepas, dikutip dari Gizchina, Rabu (21/12/2022).
Aturan baru itu berlaku untuk semua jenis baterai yang dijual di wilayah Uni Eropa. Termasuk di dalamnya juga pada baterai yang digunakan pada kendaraan roda dua dan kendaraan listrik (EV).
Gizchina mencatat tujuan peraturan tersebut untuk membuat baterai lebih ramah lingkungan. Otoritas setempat juga mengharuskan produsen baterai di Uni Eropa melaporkan total jejak karbon baterai, dari ekstraksi hingga proses daur ulang, mulai awal 2024.
Data tersebut akan dikumpulkan dan digunakan untuk limit maksimal Co2. Termasuk baterai yang berlaku mulai Juli 2027 mendatang.
UU itu juga mengharuskan adanya informasi pada baterai untuk pengguna. Baterai akan ditempelkan label dan kode QR berisi informasi mengenai kapasitas, kinerja, daya tahan, dan komposisi kimia.
Tak sampai di sana, Uni Eropa juga meminta smartphone dan tablet untuk segera menampilkan label energi. Konsep ini telah dilakukan pada televisi dan mesin cuci dan memberitahu pelanggan soal karakteristik baterai serta ketahanan air dan debu dari produk.
Namun untuk saat ini, syarat dan label jejak karbon baru untuk baterai EV serta baterai isi ulang dengan kapasitas di atas 2 kWh.
Namun Gizchina menyebutkan smartphone akan segera mengikuti jejak tersebut. Untuk perangkat kecil, Uni Eropa menetapkan target 45% pada 2023, 63% pada tahun 2027 dan 73% pada tahun 2030.
[Gambas:Video CNBC]
(npb)