9/07/2022 02:30:00 AM

Bedanya Quick Charge dan Power Delivery Biar Gak Salah Beli

by , in

Bedanya Quick Charge dan Power Delivery - Header

Gadgetren – Qualcomm Quick Charge (QC) dan USB Power Delivery (USB-PD) menjadi dua di antara banyak protokol pengisian daya yang sering digunakan dalam membekali berbagai macam perangkat elektronik.

Kedua protokol ini soalnya mampu mengisi daya secara lebih cepat. Selain itu, terdapat juga sistem kontrol tegangan dan arus yang lebih baik untuk memastikan baterai tetap sehat dan perangkat tetap aman untuk digunakan.

Namun tentu saja kedua teknologi pengisian ini mempunyai beberapa perbedaan mendasar dalam implementasinya. Adapun kamu dapat menyimak pembahasannya secara lebih lanjut dalam penjelasan berikut.

Bedanya Quick Charge dan Power Delivery

Qualcomm Quick Charge

Seperti namanya, Quick Charge merupakan protokol pengisian daya yang dikembangkan oleh Qualcomm untuk menemani berbagai macam chipset miliknya. Jadi hanya tersedia secara terbatas pada perangkat-perangkat yang memakai produk mereka sebagai dapur pacu.

Quick Charge sendiri dirancang untuk membantu sebuah perangkat dalam mengelola daya yang dialirkan melalui antarmuka USB. Protokol ini nanti akan mencoba berkomunikasi dengan catu daya untuk menegosiasikan tegangan supaya sesuai dengan kemampuannya.

Oleh karena itu supaya bisa memakai Quick Charge, perangkat maupun catu daya perlu sama-sama mendukungnya. Jika tidak, maka proses pengisian tidak akan terjadi atau berubah menggunakan protokol lain sesuai fitur yang tersedia.

Karena hanya tersedia untuk produk dengan chipset buatan Qualcomm, Quick Charge sendiri umumnya hanya tersedia pada handphone maupun tablet. Sementara untuk catu daya sudah diimplementasikan pada wall charger, car charger, maupun powerbank.

Kemampuan pengisian daya Quick Charge pada setiap perangkat umumnya juga berbeda-beda tergantung versi yang digunakan. Misalnya Quick Charge 1.0 hanya mendukung hingga 10W, Quick Charge 2.0 hingga 18W, Quick Charge 3.0 hingga 36W, Quick Charge 4.0 hingga 100W, dan Quick Charge 5 lebih dari 100W.

USB Power Delivery

Berbeda dengan Quick Charge, Power Delivery merupakan standar pengisian daya yang dikembangkan oleh USB Implementers Forum (USB-IF). Protokolnya memungkinkan sebuah perangkat mengisi baterai lebih cepat lewat antarmuka USB.

Power Delivery menjadi protokol yang paling umum dipakai. Kita bisa menjumpainya pada berbagai macam perangkat yang mendukung proses pengisian daya lewat antarmuka USB mulai dari handphone, tablet, hingga laptop sekalipun.

Protokol ini lahir kurang lebih sekitar tahun 2012 bersamaan dengan peluncuran USB Type-C. Kala itu membawa ekstensi untuk meningkatkan kemampuan transfer daya USB Type-A and Type-B supaya bisa mendukung permintaan yang lebih besar.

Secara teknis, berbagai macam perangkat yang mendukung teknologi pengisian ini bahkan dapat meminta arus dan tegangan yang lebih besar dari catu daya tertentu. Hanya saja perlu diingat bahwa keduanya harus sama-sama mendukung protokol Power Delivery.

Setiap versi tentu mempunyai kemampuan berbeda-beda dalam hal ini. USB-PD 1.0 misalnya mendukung permintaan daya tetap mulai dari 10W (5V, 2A), 18W (12V, 1,5A), 36W (12V, 3A), 60W (12V, 5A), 60W (20V, 3A), hingga 100W (20V, 5A) tergantung jenisnya.

Sementara USB-PD 2.0 dan 3.0 mempunyai profil permintaan daya yang fleksibel hingga 240W dengan tegangan tetap tetapi arus berubah-ubah sesuai kebutuhan. Jadi bisa mendukung lebih banyak perangkat.

Pada revisi USB-PD 3.0 yang diluncurkan pada tahun 2018 silam, protokol pun semakin canggih karena membawa teknologi Programmable Power Supply (PPS). Hasilnya tak hanya arus saja yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan melainkan juga tegangannya.

Source link

9/07/2022 02:00:00 AM

Apa Itu Charger GaN yang Semakin Banyak Dikembangkan Untuk Pengisian Cepat?

by , in

Apa Itu Charger GaN - Header

Gadgetren – Teknologi pengisian senantiasa berkembang dari waktu ke waktu. Tak hanya pada protokol melainkan juga material yang digunakan untuk mengembangkan komponen-komponennya.

Untuk menciptakan ekosistem pengisian daya yang lebih baik, memang dibutuhkan komponen dengan material yang sesuai. Akan muncul sejumlah masalah mulai dari efisiensi hingga meningkatnya risiko pemakaian jika tidak terpenuhi.

Di tengah-tengah perkembangan protokol pengisian cepat yang semakin ke sini berdaya sangat tinggi, kemunculan charger GaN menjadi salah satu terobosan. Bahkan sekarang banyak perusahaan teknologi yang mulai mengadopsinya.

Charger GaN memang menawarkan dukungan lebih baik dalam mengakomodasi protokol pengisian yang semakin cepat. Ada beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan teknologi-teknologi yang sebelumnya.

Apa sebenarnya charger GaN? Apa saja keunggulannya dibandingkan dengan teknologi-teknologi yang sebelumnya? Berikut penjelasan secara khusus mengenai beberapa hal tersebut buat kamu yang masih penasaran.

Apa Itu Charger GaN?

Charger GaN adalah model perangkat pengisi daya yang dikembangkan dengan material Gallium Nitride. Namanya pun secara khusus diambil dari rumus kimia dari bahan semikonduktor yang digunakan untuk LED (Light Emitting Diode) sejak tahun 1990-an tersebut.

Sedikit informasi, Gallium Nitride sendiri bukan material semikonduktor yang terbentuk secara alami melainkan buatan. Produksinya pun tidak mudah sehingga charger dengan bahan tersebut umumnya masih dibanderol dengan harga lumayan mahal.

Meskipun begitu, banderol harganya memang sebanding dengan apa yang ditawarkan. Charger berbahan Gallium Nitride mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan apa yang terbuat dari silikon. Salah satu produk yang sudah menggunakan teknologi ini merupakan UGREEN 100W GaN Fast Charger.

Keunggulan Charger GaN

Lebih Efisien

Gallium Nitride merupakan salah satu material dengan tingkat efisiensi tinggi dalam menghantar arus listrik terutama jika dibandingkan dengan bahan silikon. Jadi secara teknis dapat menurunkan energi yang terbuang sebagai panas.

Charger yang memakai bahan Gallium Nitride makanya tak hanya dapat melakukan pengisian daya lebih cepat tetapi juga akan lebih adem saat digunakan. Kita pun tak perlu khawatir komponen-komponennya akan cepat rusak karena kepanasan.

Mampu Mengakomodasi Tegangan dan Suhu Tinggi

Secara teori, Gallium Nitride juga termasuk bahan semikonduktor yang mampu menangani tegangan dan suhu lebih tinggi dibandingkan silikon. Ini tentu saja sangat relevan dengan berbagai macam protokol pengisian daya cepat di masa sekarang.

Bagi kamu yang belum tahu, protokol pengisian daya cepat sekarang ini umumnya juga akan memakai tegangan tinggi alih-alih hanya meningkatkan arusnya. Material Gallium Nitride makanya sangat cocok sebagai solusi untuk hal ini.

Berukuran Lebih Kecil

Tingkat efisiensi tinggi yang ditawarkan oleh Gallium Nitride juga akan membuat pemakaian komponen di dalam charger semakin sedikit. Selain itu, susunannya pun bisa lebih dekat karena tidak perlu khawatir akan muncul panas berlebihan.

Oleh karena itu, bentuk charger GaN umumnya akan lebih kecil dibandingkan dengan perangkat yang dibangun dengan bahan silikon. Kalaupun berukuran sama, daya pengisian yang dibawanya akan dibuat lebih besar.

Source link

9/07/2022 02:00:00 AM

Awas, Jebakan Pinjol dan Paylater Masih Mengintai!

by , in

Pinjol

Sebuah pesan masuk ke ponsel saya, isinya urgent, darurat. Seorang teman mengatakan ia butuh dana cukup besar buat bayar hutang yang bertumpuk. Sudah bisa diduga, hutang itu ke pinjaman tanpa jaminan lewat aplikasi alias pinjol.

Cerita semacam ini sudah sering terdengar, si ini dan si anu terjebak pinjol. Hutang yang awalnya cuma sekian rupiah jadi berlipat-lipat dan bertumpuk-tumpuk. Bunganya bukan cuma mencekik leher tapi rasanya seperti menghadirkan kiamat di depan mata.

Apalagi kalau pinjol yang dihadapi adalah pinjol ilegal. Layanan tak berizin yang kadang bahkan bisa disebut sebagai kriminal itu melakukan intimidasi dan teror dalam menagih hutang. Karena pada saat awal ia meminta peminjam menyerahkan akses ke buku alamat, maka si pinjol pun menyebarkan teror ke berbagai nomor telepon yang ada di situ.

Bukan hanya tekanan batin dan kerugian material, tapi juga sanksi sosial yang muncul dari tetangga dan kerabat jauh yang mendadak ikut diteror oleh pinjol.

“Emang dia pinjem uang buat apa sih? Kok bisa-bisanya pake pinjol?” suara-suara miring sejenis pun terbayang di benak peminjam.

Pinjol legal, meski tidak seburuk itu, juga sama saja. Jika gagal bayar hutang, peminjam akan masuk daftar hitam dan tidak bisa melakukan pinjaman lagi di layanan serupa. Entah sejauh mana dan selama apa daftar hitam ini akan berlaku.

Paylater Bagaimana?

Meski tidak semengerikan pinjol, ada godaan lain yang terasa lebih ringan namun sebenarnya punya potensi berbahaya. Namanya “bayar belakangan” alias buy now pay later.

Hadir lewat berbagai merek di berbagai layanan (biasanya layanan super apps, e-commerce, transportasi online dan aplikasi booking), jasa “bayar belakangan” ini sering menggoda pengguna di tanggal-tanggal tua.

Apalagi beberapa apps dengan asyiknya menyediakan promosi dan diskon untuk pembayaran lewat layanan sejenis. Mulai dari diskon yang wah hingga cashback, voucher dan lain sebagainya.

Apakah layanan “kasbon digital” ini juga berbahaya?

Jebakan Gampang

Baik pinjol ataupun paylater menggiurkan karena kemudahannya. Bayangkan di masa lalu untuk mencari pinjaman di nominal belasan juta saja kita harus tergopoh-gopoh ke bank, membawa berkas bertumpuk-tumpuk dan memohon-mohon pada petugas.

Sekarang, semua tinggal sat-set-sat-set dengan gesekan jari dan jempol, lalu selfie pakai KTP dan, ta-daaa, datanglah uang ke dalam rekening.

Kemudahan ini lah yang kemudian jadi jebakan. Karena proses meminjamnya gampang, kita jadi menggampangkan. “Ah, kan bunganya kecil” atau “Bayarnya nanti aja, abis gajian.” dan lain sebagainya.

Sebelum terlalu jauh, saya perlu ingatkan satu hal. Hutang-piutang adalah bagian tak terpisahkan dari hidup di jaman modern, serba ada, serba bisa, seperti sekarang ini. Saya bukan mau bilang: jangan berhutang!

Hal yang penting adalah kita harus sadar kondisi diri dan konsekuensi dari berhutang. Semudah apapun cara meminjamnya, hutang itu adalah sebuah janji yang harus ditunaikan.

Orang sedang berpikir

Jadi Harus Bagaimana?

Oke, balik lagi ke pinjol dan paylater. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah memperkuat diri dengan mempelajari soal manajemen keuangan. Pemahaman sederhana soal aliran uang alias cash flow saja bisa mengubah cara kita bertindak kok, apalagi memahami soal kebutuhan dana darurat, simpanan, investasi dan sebagainya.

Konsep lain yang perlu dipahami adalah dana dingin dan dana panas. Uang panas bukan berarti uang hasil perbuatan yang tidak-tidak, ya. Uang panas biasanya merujuk ke dana yang sudah ada alokasinya, sedangkan uang dingin adalah dana simpanan atau cadangan.

Nah, kalau uang dari hutang itu masuknya kategori apa? Sejujurnya, itu masuknya kategori hutang. Artinya, itu bukan bagian dari “dana yang tersedia” melainkan sebuah kewajiban yang harus dibayarkan, yang mengandung beban, yang nilainya tidak semata-mata sesuai nilai rupiahnya.

Pinjol dan paylater mungkin bisa dimanfaatkan, (Tolong perhatikan ada kata mungkin di kalimat itu ya) tapi harus dimulai dengan pemahaman dulu. Kalau kita menggunakan pinjol dan paylater untuk gaya hidup, untuk memenuhi keinginan konsumtif, jangan heran jika ujungnya terasa sangat berat dan membelit.

Kalau kita mau menggunakan untuk darurat, coba cari dulu cara lain. Misalnya, kalau terkait dengan kesehatan, apakah kondisi darurat ini bisa ditanggung oleh BPJS? (Eh, sudah punya BPJS kan?)

Ya, memang kesimpulannya akan terdengar klise, tapi ini penting untuk diulangi: Waspadalah! Waspadalah!

Source link

9/07/2022 01:00:00 AM

Qualcomm Rilis Chipset Snadragon 6 Gen1 dan 4 Gen1 Untuk Handphone Kelas Menengah, Ini Keunggulannya!

by , in

Qualcomm-Snapdragon-6-Gen-1-dan-4-Gen-1

Gadgetren – Qualcomm baru-baru ini telah merilis dua chipset terbaru untuk handphone kelas menengah yaitu Snapdragon 4 dan 6 Gen1. Snapdragon 4 Gen1 dikabarkan akan tersedia pada kuartal tiga tahun 2022 sedangkan Snapdragon 6 Gen1 bakal tersedia di pasaran mulai kuartal pertama tahun 2023 mendatang.

Snapdragon 4 Gen1 diketahui akan mendukung handphone terbaru dari IQOO yaitu Z6 Lite di pasar India. Sementara untuk Snapdragon 6 Gen1 sendiri pihak Qualcomm belum membeberkan lebih detail mengenai informasi perangkat baru apa yang akan menggunakan chipset tersebut.

Secara garis besar, baik Snapdragon 6 Gen1 maupun Snapdragon 4 Gen1 menggunakan delapan inti CPU. Keduanya pun membawa fitur-fitur andalan yang menawarkan fotografi dan videografi untuk hasil lebih jelas dan juga dukungan konektivitas dengan jangkauan lebih luas serta efisien.

Namun untuk Snapdragon 6 Gen1 memiliki kelebihan lainnya yaitu pada performa kartu grafis atau rendering lebih cepat untuk menghadirkan permainan game yang efektif. Selain itu juga, keduanya telah dibekali Artificial Intelligence (AI) Engine untuk menopang kinerja sektor kamera, performa chipset, maupun visual yang lebih intuitif.

Akan tetapi Snapdragon 6 Gen1 memiliki AI Engine yang lebih mumpuni dibandingkan dengan Snapdragon 4 Gen1 di mana menggunakan AI Engine generasi ketujuh yang diklaim memiliki tiga kali performa lebih baik dibanding generasi sebelumnya dan juga hemat baterai.

Supaya lebih jelas mengenai fitur-fitur yang dimiliki masing-masing dua chipset baru dari Qualcomm ini, penjabarannya secara rinci bisa kita simak di bawah ini.

Snapdragon 4 Gen1 

Qualcomm-Snapdragon-4-Gen-1-Badge

Dengan menggunakan CPU Octa-Core, Snapdragon 4 Gen1 telah dibangun melalui pemrosesan fabrikasi 6nm dengan kecepatan maksimal 2GHz. Chipset ini diklaim memiliki peningkatan CPU hingga 15 persen dan GPU hingga 10 persen dari generasi sebelumnya.

Aspek fotografi dan konektivitas yang lebih andal merupakan fitur yang ditonjolkan chipset ini. Pada aspek fotografi, Snapdragon 4 Gen1 menggunakan tiga ISP dan Multi-Frame Noise Reduction yang mampu menghasilkan foto tajam dan detail. Resolusi kamera yang bisa dikombinasikan dengan chipset ini mampu mencapai 108MP.

Berkat AI Engine, handphone yang menggunakan chipset ini akan terasa mulus dan cepat. Soal konektivitas, Snapdragon 4 Gen1 sudah didukung jaringan 5G yang menggunakan Snapdragon X51 5G Modem-RF System dengan kecepatan hingga 2,5Gbps. Terdapat pula dukungan WiFi 2×2 dengan FastConnect 6200 dan koneksi Bluetooth serta always-on voice assistant.

Snapdragon 6 Gen1

Qualcomm-Snapdragon-6-Gen-1.

Di sisi lain, Snapdragon 6 Gen1 memiliki fabrikasi 4nm sehingga tentunya menyediakan performa dan fitur yang lebih kencang dibandingkan Snapdragon 4 Gen1 mencapai 2,2GHz. Chipset ini telah terhubung dengan tiga ISP yang memungkinkan mengambil gambar dari tiga kamera sekaligus.

Resolusi kamera dengan chipset ini bisa mencapai 108 MP dan perekaman video sudah mendukung HDR. Menariknya, chipset ini mampu menopang permainan game lebih optimal berkat Al Engine generasi ke-7 dengan rendering grafis hingga 35 persen lebih cepat dan pemrosesan hingga 40 persen lebih cepat dari generasi sebelumnya.

Selain itu mendukung game HDR dengan kecepatan 60+fps. Tak hanya itu, chipset ini sudah menggunakan Snapdragon X62 5G Modem-RF System untuk koneksi ke jaringan 5G. Chipset ini juga telah dibekali koneksi WiFi 6E yang menggunakan FastConnect 6700.

Source link

9/06/2022 11:59:00 PM

Maraknya Kejahatan Siber dengan Teknik Phising

by , in

loading…

JAKARTAPhising adalah upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan. Data yang menjadi sasaran phising adalah data pribadi (nama, usia, alamat), data akun (username dan password), dan data finansial (informasi kartu kredit, rekening). Para pelaku pembuat phising, biasanya akan membuat situs web atau tampilan interface suatu aplikasi dengan semirip mungkin dan hampir tidak bisa dibedakan dengan yang aslinya. Biasanya website atau tampilan interface aplikasi tersebut dapat mengambil data korban seperti email, kata sandi,
nomor pin, dan lain sebagainya.

Dari perspektif keamanan digital (digital safety), menurut Nusa Rangkuti, Direktur Fajar Hidayah, phising adalah salah satu teknik serangan siber (mencuri). Adapun doxing adalah kegiatan untuk menyebarkan data yang telah berhasil dicuri. Berdasarkan hasil riset, terbukti bahwa Data yang dicuri biasanya adalah data pribadi seperti nama, alamat, nomor telepon. Atau data akun (username dan password), serta data finansial (informasi kartu kredit atau
rekening bank). Adapun media yang paling sering digunakan untuk aksi phising, yakni email yang berisi link (file) yang sudah mengandung virus, aplikasi percakapan, direct messages (medsos), serta SMS. Nusa menambahkan bahwa agar tidak menjadi korban phising, para pengguna social media diharapkan untuk mengecek pengirim email, jangan klik link sembarangan, cek keamanan website yang diakses, waspada saat dimintai data pribadi, gunakan two-factor authentication, scan malware secara berkala, cek akun secara rutin, dan gunakan browser versi terbaru.

Cyber security sangat dibutuhkan bagi individu maupun perusahaan. Di antaranya, data sensitif terlindungi — seluruh data pengguna internet bisa terlindungi dengan lebih baik dan terhindar dari ancaman identity theft atau pencurian identitas yang bisa merugikan banyak pihak. Dalam hal ini, perusahaan SNC (Security and Connection) menyediakan jasa yang dapat mendukung hal tersebut yaitu Managed Security Service Provider (MSSP) yang memberikan perlindungan berupa layanan security assessment untuk melakukan penilaian terhadap keamanan jaringan dan informasi yang berjalan. Layanan ini berupa security scorecard, vulnerability assessment, penetration test, serta configuration review, yang akan menjaga keamanan data perusahaan dan sekaligus melindungi data dari peretas illegal, seperti teknik phising yang makin marak saat ini.

(atk)

Source link

9/06/2022 10:53:00 PM

Sony Pasarkan Mikrofon Shotgun ECM-G1, Dibenderol Rp2 Jutaan

by , in

Sony, raksasa elektronik asal Jepang kembali membuat gebrakan di Indonesia. Kali ini Sony memperkenalkan mikrofon kecil dan ringan terbarunya, ECM-G1. Ini adalah gadget yang cocok digunakan oleh vlogger untuk meningkatkan standar perekaman video guna menghasilkan suara berkualitas tinggi.

Melalui rilis yang dikirim ke Droidlime disebutkan bahwa ECM-G1 mampu meredam suara sekitar dan juga mampu untuk mengumpulkan suara dari depan yang jernih. Oleh karena itu, para pengguna mikrofon ini dapat menikmati kualitas suara luar biasa saat merekam konten.

Suara jernih dan berkualitas tinggi memiliki peran yang penting saat merekam konten video. ECM-G1 telah dilengkapi dengan kapsul mikrofon berdiameter besar (sekitar 14,6 mm), yang dapat mengumpulkan suara yang jernih sambil meredam kebisingan.

Sony pun sesumbar bahwa ECM-G1 adalah mikrofon yang sempurna untuk vlogging. Pasalnya, mikrofon ini dapat menangkap suara dengan jernih dan memiliki “wind screen” untuk mengurangi kebisingan angin saat melakukan perekaman di luar ruangan.

Selain itu, Sony ECM-G1 juga sudah memiliki struktur yang dioptimalkan untuk meredam kebisingan
getaran dengan peredam anti-getaran. Saat terhubung dengan kamera Sony yang memiliki Multi Interface (MI) shoe, desain tanpa kabel juga mampu menghilangkan kebisingan getaran.

Menghimpun suara jernih dari depan kamera dipertegas berkat pola penangkapan super-cardioid dari ECM-G1. Dukungan ini dapat meredam kebisingan sekitar untuk memastikan mikrofon hanya menangkap audio yang diinginkan, cocok untuk pengambilan gambar selfie.

Bahkan saat pengambilan gambar di dalam ruangan, ECM-G1 juga sangat efektif dalam mengurangi
penangkapan gema dari dinding dan gema suara. Pada akhirnya, mikrofon berukuran mini ini dapat menghasilkan kumpulan suara percakapan yang lebih jernih.

Berkat dukungan MI Shoe, mikrofon ini juga menawarkan fleksibilitas yang lebih besar dengan perekaman tanpa baterai dan kabel. Baterai disuplai langsung dari kamera ke mikrofon, sehingga pengguna tidak perlu mengkhawatirkan baterai habis atau ada kabel yang menghalangi.

Mikrofon ECM-G1 sangat ringan, dengan berat hanya 34 gram. Selain itu, mikrofon ini juga punya body yang terbilang sangat ringkas. Dimensinya berukuran 28,0 mm x 50,8 mm x 48,5 mm, sehingga ECM-G1 dapat digunakan oleh para vlogger di mana pun dan kapan pun.

Lebih lagi, kabel perekaman juga disertakan dan jack mikrofon kompatibel dengan berbagai perangkat, seperti kamera dan smartphone, memberikan pengguna fleksibilitas tertinggi untuk berbagai kebutuhan pengambilan gambar. Mikrofon ECM-G1  telah tersedia di Indonesia dengan harga Rp2.299.000.

Source link

9/06/2022 10:36:00 PM

Handphone realme C33 Resmi Dirilis Dengan Kamera Utama 50MP

by , in

realme-C33-1

Gadgetren – realme baru-baru ini merilis handphone kelas pemula terbarunya yang bernama realme C33. Handphone ini diluncurkan di pasar India dengan harga 8.999 Rupee atau setara Rp1,6 jutaan untuk kapasitas RAM 3GB dan penyimpanan 32 GB. Selain itu juga tersedia kapasitas RAM 4GB dan penyimpanan 64GB dengan harga 9.999 Rupee atau sekitar Rp1,8 jutaan.

Meskipun sudah dirilis, realme C33 baru bisa dibeli pada tanggal 12 September 2022 mendatang di pasar India. Belum bisa dipastikan apakah handphone baru ini akan juga ikut masuk ke pasar Indonesia namun seri realme C sendiri menjadi perangkat segmen pasar pemula yang memiliki permintaan tinggi di Indonesia.

realme C33 hadir dengan desain baru dan kamera utama 50MP. Tersedia juga lensa Artificial Intelligence (Al) untuk membantu hasil pengambilan gambar baik foto maupun video agar lebih jernih.

Kemudian menyediakan lampu pencahayaan LED flash untuk membantu penerangan ketika memotret di malam hari atau di dalam ruangan dengan cahaya sedikit. Sedangkan di bagian depan terdapat lensa beresolusi 5MP di dalam desain tetesan air.

realme-C33-spek

Lensa belakang realme C33 juga turut mendukung fitur-fitur fotografi seperti Beauty, Filter, HDR, Panoramic view, Portrait, Timelapse, Expert, dan mode malam. Soal perekaman video dengan lensa belakang bisa menghasilkan resolusi 1080p pada 30fps.

Di sisi desain, perangkat baru ini tampil dengan bentuk datar pada keempat sisinya yang mirip seperti desain bentuk iPhone. Ada tiga varian warna yang bisa dipilih pengguna meliputi Night Sea, Aqua Blue, dan Sandy Gold. Di bagian belakang bodinya menampilkan motif berupa garis vertikal.

Layarnya sendiri tebar pesona dengan ukuran 6,5 inci yang mendukung 16,7 juta warna dan touch sampling rate 120Hz. Sementara di sisi kanan samping bodinya terdapat pemindai sidik jari yang juga berfungsi sebagai tombol power.

realme-C33-Sandy-Gold

Pemindai sidik jari tersebut bisa membantu pengguna masuk dengan cepat tanpa kata sandi ke dalam tampilan antarmuka realme UI S Edition berbasis Android 12. Di atas sensor sidik jari tersedia tombol volume untuk mengecilkan dan membesarkan lagu atau suara.

Baterai realme C33 juga memiliki kapasitas besar 5.000mAh yang dilengkapi pengisian daya 10W melalui USB Type C. Dapur pacunya menggunakan chipset yang sama pada realme C30 sebelumnya yaitu Unisoc T612 Octa-Core (12nm) yang ditemani teknologi RAM LPDDR4X dan UFS 2.2.

Bila kapasitas penyimpanan yang tersedia tidak mencukupi, pengguna pun bisa menggunakan slot microSD untuk penyimpanan tambahan hingga 1TB. Fitur-fitur penunjang lainnya juga telah diberikan seperti Bluetooth 5.0, GPS, dukungan audio Dirac 3.0, dan 3,5mm headset jack.

Source link